Minggu, 22 Maret 2015

fasisme

¢  Fasisme merupakan sebuah bentuk ideologi nasionalis yang radikal dan otoritarian. Paham ini berkembang luas di Eropa pada kurun waktu di antara dua Perang Dunia. Dengan kekalahan blok axis dalam PD II, fasisme menjadi istilah dengan konotasi negatif untuk berbagai rezim otoriter.
¢  Kaum fasis meyakini bahwa suatu kebangsaan adalah komunitas organik yang membutuhkan kepemimpinan kuat, perasaan memiliki identitas yang tunggal, disamping itu juga percaya bahwa kekerasan dan perang melawan musuh bersama diperlukan untuk menjaga vitalitas bangsa tetap kuat. Mereka memperjuangkan dibentuknya negara satu-partai dan menolak oposisi dalam bentuk apapun.
¢  Kaum fasis merupakan penentang paling kuat prinsip-prinsip utama Pencerahan Eropa berikut berbagai ideologi yang mengikutinya baik liberalisme dan sistem pasar bebasnya, maupun sosialisme.
¢  Fasisme menolak pembagian sosial berdasarkan kelas ekonomi ataupun suatu perjuangan berbasis kelas.  Mereka yakin bahwa paham mereka (fasisme) adalah suatu gerakan yang akan mengakhiri konflik kelas demi menyatukan seluruh bangsa. Model ekonomi fasis disebut sebagai “jalan ketiga” antara kapitalisme dan komunisme melalui semacam korporatisme, dimana hak milik pribadi dijamin selama tidak berlawanan dengan dan bersifat melayani negara / bangsa
¢  Asal mula ideologi fasis berasal dari gerakan nasionalis-sindikalis pada masa Perang Dunia I (‘sindikalisme’ adalah salah satu gerakan sosialis kaum buruh di Eropa). Beberapa aspek paling mendasar fasisme adalah :
            1) Nasionalisme à Fasisme melihat perjuangan bangsa dan ras adalah mendasar bagi masyarakat, dan menolak konsep perjuangan kelas kaum Marxis. Benito Mussolini (pemimpin fasis Italia) menyatakan bahwa : “Bangsa bukan sekedar teritori, melainkan sesuatu yang spiritual. Suatu bangsa itu hebat apabila ia berhasil mewujudkan spirit itu menjadi kekuatan”
            2) Ekspansi imperialis sebagai dasar politik luar negeri, karena percaya bahwa perang dan ekspansi adalah bukti ketangguhan bangsa
3) Otoritarianisme. Kaum fasis mengidealkan negara totaliter – meliputi semua aspek nilai dalam masyarakat – dan kepemimpinan yg kuat. Kultus terhadap pemimpin lazim terjadi di negara2 fasis seperti pemberian gelar il duce bagi Mussolini dan fuhrer bagi diktator Nazi, Adolf Hitler,
            4) Darwinisme sosial. Kaum fasis umumnya mengadopsi pandangan darwinis sosial tentang ‘seleksi alamiah’ dari ras dan bangsa. Kekuatan suatu bangsa teruji melalui perang dan bahwa bangsa harus mengeliminasi unsur2 degeneratif (yang melemahkan atau membawa kemerosotan) dalam dirinya. Berdasarkan doktrin ini, secara khusus kaum Nazi melihat bangsa Yahudi sebagai parasit dalam peradaban bangsa Jerman Aria.
5) Intervensi sosial dalam bentuk indoktrinasi secara massif untuk menanamkan ideologi negara, pengendalian populasi dan program ‘penyehatan’ ras melalui eugenika, pelegalan aborsi dalam kasus kelahiran yg cacat, dan ‘pembasmian’ orang2 cacat dan berpenyakit melalui euthanasia.

¢  Lahirnya fasisme dilatarbelakangi oleh perubahan yang terjadi pasca Perang Dunia I seperti : 1) Runtuhnya negara-negara dinastik yg masih bertahan (kecuali Inggris) 2) Revolusi Bolshevik (komunis) di Rusia, 1917 3) Kehancuran ekonomi sebagai akibat perang, khususnya bagi negara-negara yang kalah. 4) Adanya kekecewaan di negara-negara yang kalah perang (khususnya Jerman) dalam mematuhi syarat-syarat perdamaian.
¢  Pusat gerakan fasis adalah partai fasis Italia (Benito Mussolini) dan Partai Sosialis Nasional Jerman (Nazi / Adolf Hitler), kemudian menyebar ke berbagai negara lain

¢  Hitler mengungkapkan pemikirannya tentang konsep negara yg ideal dan pemikiran anti-Yahudinya dalam buku ‘Mein Kampf’ (Perjuanganku). Ia sempat ditahan karena mencoba melakukan kudeta (1923), akan tetapi akhirnya berhasil menjadi kanselir Jerman (1933)
¢  Negara-negara fasis mengadakan aliansi (khusunya Jerman, Italia dan Jepang), dan melakukan ekspansi militer. Penganut fasisme lainnya adalah Francisco Franco dari Spanyol yg berhasil berkuasa setelah perang saudara (1936-1939)
¢  Ekspansi militer kaum fasis secara langsung menyebabkan Perang Dunia II di Eropa (1939-45) dan di Asia-Pasifik (1941-45). Selama peperangan terjadi pemusnahan massal terhadap warga Yahudi (holocaust), yang masih diperdebatkan skala dan dampaknya (Catatan : penyangkalan holocaust melihat kasus ini sebagai mitos pembenaran bagi berdirinya negara Yahudi di Palestina)
¢  Perang Dunia II dimulai dengan adanya penyerbuan tentara Nazi Jerman ke Polandia (1 September 1939) yg disusul pernyataan perang oleh Inggris dan Perancis terhadap Jerman. Pada 3 tahun pertama peperangan, aliansi Jerman-Italia unggul dan berhasil menguasai sebagian besar daratan Eropa, kecuali kepulauan Inggris
¢  Pada awalnya antara pemimpin blok fasis (Hitler) dan kubu komunis (Stalin) mengadakan kesepakatan untuk tidak saling menyerang (Pakta non-agresi, Agustus 1939). Kemudian setelah Uni Soviet menyerang negara2 Skandinavia dan Eropa Timur terjadi perpecahan dalam aliansi tsb. Pada Juni 1941, Hitler mengumumkan perang terhadap Uni Soviet dan menyerbu daratan Rusia. Perang di Rusia merupakan salah satu titik balik peperangan di Eropa dan awal kekalahan Jerman.
¢  Perang di Eropa kemudian menjadi berskala global ketika Jepang menyerang pangkalan AS di Pearl Harbor (7 Desember 1941), sehingga di samping membuka front baru di Asia-Pasifik, AS juga terlibat peperangan di Eropa.

¢  Keterlibatan AS segera mengubah jalannya perang menjadi menguntungkan pihak sekutu. Setelah Jerman mulai kalah dalam peperangan di Eropa, pada Juni 1944 diadakan serangan umum oleh tentara sekutu terhadap Normandia (Perancis), yg merupakan awal dari pembebasan Eropa dari pendudukan Jerman. Jerman akhirnya bertekuk lutut setelah ibukotanya direbut dan Hitler melakukan bunuh diri di ruang bawah tanah (30 April 1945).
¢  Perang di Asia-Pasifik berakhir dengan dijatuhkannya bom atom di Hiroshima & Nagasaki yg menyebabkan menyerahnya Jepang (Agustus 1945).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar