¢ Fasisme merupakan sebuah bentuk ideologi nasionalis yang radikal
dan otoritarian. Paham ini berkembang luas di Eropa pada kurun waktu di
antara dua Perang Dunia. Dengan kekalahan blok axis dalam PD II, fasisme
menjadi istilah dengan konotasi negatif untuk berbagai rezim otoriter.
¢ Kaum fasis meyakini bahwa suatu kebangsaan adalah komunitas
organik yang membutuhkan kepemimpinan kuat, perasaan memiliki identitas
yang tunggal, disamping itu juga percaya bahwa kekerasan dan perang
melawan musuh bersama diperlukan untuk menjaga vitalitas bangsa tetap
kuat. Mereka memperjuangkan dibentuknya negara satu-partai dan menolak
oposisi dalam bentuk apapun.
¢ Kaum fasis merupakan penentang paling kuat prinsip-prinsip utama
Pencerahan Eropa berikut berbagai ideologi yang mengikutinya baik
liberalisme dan sistem pasar bebasnya, maupun sosialisme.
¢ Fasisme menolak pembagian sosial berdasarkan kelas ekonomi ataupun
suatu perjuangan berbasis kelas. Mereka yakin bahwa paham mereka
(fasisme) adalah suatu gerakan yang akan mengakhiri konflik kelas demi
menyatukan seluruh bangsa. Model ekonomi fasis disebut sebagai “jalan
ketiga” antara kapitalisme dan komunisme melalui semacam korporatisme,
dimana hak milik pribadi dijamin selama tidak berlawanan dengan dan
bersifat melayani negara / bangsa
¢ Asal mula ideologi fasis berasal dari gerakan
nasionalis-sindikalis pada masa Perang Dunia I (‘sindikalisme’ adalah
salah satu gerakan sosialis kaum buruh di Eropa). Beberapa aspek paling
mendasar fasisme adalah :
1) Nasionalisme à Fasisme melihat perjuangan bangsa dan
ras adalah mendasar bagi masyarakat, dan menolak konsep perjuangan kelas
kaum Marxis. Benito Mussolini (pemimpin fasis Italia) menyatakan bahwa :
“Bangsa bukan sekedar teritori, melainkan sesuatu yang spiritual. Suatu
bangsa itu hebat apabila ia berhasil mewujudkan spirit itu menjadi
kekuatan”
2) Ekspansi imperialis sebagai dasar politik luar negeri,
karena percaya bahwa perang dan ekspansi adalah bukti ketangguhan
bangsa
3) Otoritarianisme. Kaum fasis mengidealkan negara totaliter –
meliputi semua aspek nilai dalam masyarakat – dan kepemimpinan yg kuat.
Kultus terhadap pemimpin lazim terjadi di negara2 fasis seperti
pemberian gelar il duce bagi Mussolini dan fuhrer bagi diktator Nazi, Adolf Hitler,
4) Darwinisme sosial. Kaum fasis umumnya mengadopsi
pandangan darwinis sosial tentang ‘seleksi alamiah’ dari ras dan bangsa.
Kekuatan suatu bangsa teruji melalui perang dan bahwa bangsa harus
mengeliminasi unsur2 degeneratif (yang melemahkan atau membawa
kemerosotan) dalam dirinya. Berdasarkan doktrin ini, secara khusus kaum
Nazi melihat bangsa Yahudi sebagai parasit dalam peradaban bangsa Jerman
Aria.
5) Intervensi sosial dalam bentuk indoktrinasi secara massif untuk
menanamkan ideologi negara, pengendalian populasi dan program
‘penyehatan’ ras melalui eugenika, pelegalan aborsi dalam kasus
kelahiran yg cacat, dan ‘pembasmian’ orang2 cacat dan berpenyakit
melalui euthanasia.
¢ Lahirnya fasisme dilatarbelakangi oleh perubahan yang terjadi
pasca Perang Dunia I seperti : 1) Runtuhnya negara-negara dinastik yg
masih bertahan (kecuali Inggris) 2) Revolusi Bolshevik (komunis) di
Rusia, 1917 3) Kehancuran ekonomi sebagai akibat perang, khususnya bagi
negara-negara yang kalah. 4) Adanya kekecewaan di negara-negara yang
kalah perang (khususnya Jerman) dalam mematuhi syarat-syarat perdamaian.
¢ Pusat gerakan fasis adalah partai fasis Italia (Benito Mussolini)
dan Partai Sosialis Nasional Jerman (Nazi / Adolf Hitler), kemudian
menyebar ke berbagai negara lain
¢ Hitler mengungkapkan pemikirannya tentang konsep negara yg ideal
dan pemikiran anti-Yahudinya dalam buku ‘Mein Kampf’ (Perjuanganku). Ia
sempat ditahan karena mencoba melakukan kudeta (1923), akan tetapi
akhirnya berhasil menjadi kanselir Jerman (1933)
¢ Negara-negara fasis mengadakan aliansi (khusunya Jerman, Italia
dan Jepang), dan melakukan ekspansi militer. Penganut fasisme lainnya
adalah Francisco Franco dari Spanyol yg berhasil berkuasa setelah perang
saudara (1936-1939)
¢ Ekspansi militer kaum fasis secara langsung menyebabkan Perang
Dunia II di Eropa (1939-45) dan di Asia-Pasifik (1941-45). Selama
peperangan terjadi pemusnahan massal terhadap warga Yahudi (holocaust),
yang masih diperdebatkan skala dan dampaknya (Catatan : penyangkalan
holocaust melihat kasus ini sebagai mitos pembenaran bagi berdirinya
negara Yahudi di Palestina)
¢ Perang Dunia II dimulai dengan adanya penyerbuan tentara Nazi
Jerman ke Polandia (1 September 1939) yg disusul pernyataan perang oleh
Inggris dan Perancis terhadap Jerman. Pada 3 tahun pertama peperangan,
aliansi Jerman-Italia unggul dan berhasil menguasai sebagian besar
daratan Eropa, kecuali kepulauan Inggris
¢ Pada awalnya antara pemimpin blok fasis (Hitler) dan kubu komunis
(Stalin) mengadakan kesepakatan untuk tidak saling menyerang (Pakta
non-agresi, Agustus 1939). Kemudian setelah Uni Soviet menyerang negara2
Skandinavia dan Eropa Timur terjadi perpecahan dalam aliansi tsb. Pada
Juni 1941, Hitler mengumumkan perang terhadap Uni Soviet dan menyerbu
daratan Rusia. Perang di Rusia merupakan salah satu titik balik
peperangan di Eropa dan awal kekalahan Jerman.
¢ Perang di Eropa kemudian menjadi berskala global ketika Jepang
menyerang pangkalan AS di Pearl Harbor (7 Desember 1941), sehingga di
samping membuka front baru di Asia-Pasifik, AS juga terlibat
peperangan di Eropa.
¢ Keterlibatan AS segera mengubah jalannya perang menjadi
menguntungkan pihak sekutu. Setelah Jerman mulai kalah dalam peperangan
di Eropa, pada Juni 1944 diadakan serangan umum oleh tentara sekutu
terhadap Normandia (Perancis), yg merupakan awal dari pembebasan Eropa
dari pendudukan Jerman. Jerman akhirnya bertekuk lutut setelah
ibukotanya direbut dan Hitler melakukan bunuh diri di ruang bawah tanah
(30 April 1945).
¢ Perang di Asia-Pasifik berakhir dengan dijatuhkannya bom atom di
Hiroshima & Nagasaki yg menyebabkan menyerahnya Jepang (Agustus
1945).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar