Minggu, 22 Maret 2015

manfaat jeruk bali

Jeruk Bali termasuk jenis tanaman yang relatif tahan penyakit dan mampu beradaptasi dengan baik pada daerah kering. Manfaat jeruk bali diantaranya dapat mengatasi beberapa jenis penyakit seperti jantung, dapat menurunkan kadar kolesterol, dan bahkan bisa bermanfaat untuk anti aging.

So, jeruk Bali tidak hanya mengandung vitamin C yang dipercaya dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh, ebih dari itu, bermanfaat sebagai anti-aging yang handal.

Kandungan seratnya yang mudah larut membuat jeruk bali juga bersahabat dengan pencernaan. Bahkan, efektif meluruhkan kolesterol, dan mencegah kolesterol masuk ke sistem peredaran darah. Ini tentu menurunkan risiko tekanan darah tinggi dan penyakit pada sistem kardiovaskular.

Untuk memaksimalkan asupan nutrisi Jeruk bali, Anda dapat memakan kulitnya. Caranya, parut kulit jeruk bali dan masukan bersama saus salad buah. Kulit jeruk bali kaya akan vitamin C. Namun pastikan sebelum diparut, jeruk Bali sudah dicuci bersih.

Tapi ingat, ada sejumlah pantangan saat mengonsumsi buah ini. Jangan pernah memakannya bersamaan dengan obat. Salah satu zat yang berada dalam jeruk bali akan mengikat enzim alami yang ada di dalam usus sehingga mengurangi penyerapan beberapa jenis obat pada tubuh seperti obat antidepresi, dan obat penghambat kalsium.

Kandungan jeruk bali
- Likopen
Kandungan likopen pada jeruk bali cukup tinggi, yaitu 350 mikrogram per 100 gram daging buah. Jika bersinergi dengan betakaroten (provitamin A) yang banyak terdapat pada jeruk bali, likopen bisa berperan sebagai antioksidan.

- Pektin
Jeruk bali mengandung pektin jauh lebih banyak dibandingkan dengan jenis jeruk lainnya setelah dijus. Satu porsi jus jeruk bali mengandung lebih dari 3,9 persen pektin. Setiap 15 gram pektin dapat menurunkan 10 persen tingkat kolesterol. Berarti jeruk bali dapat menurunkan risiko penyakit jantung.

- Zat aktif pembersih darah
Jeruk bali dipercaya mengandung zat aktif yang dapat membersihkan sel darah merah yang telah tua di dalam tubuh dan menormalkan tingkat hematokrit, yaitu persentase sel darah per volume darah. Tingkat hematokrit normal pada wanita adalah 37-47 persen, sedangkan laki-laki 40-54 persen. Rendahnya hematokrit akan menyebabkan anemia, tetapi jika sangat tinggi dapat memicu penyakit jantung karena darah jadi mengental.

- Kalium
Jeruk bali (gravefruit) merupakan sumber kalium, vitamin A (440 IU), bioflavonoid, dan likopen (350 ug/100g). Hasil penelitian, jeruk bali termasuk antikanker yang sekaligus menyehatkan prostat.

- Vitamin C
Seperti jeruk lain, jeruk bali adalah sumber vitamin C (350 mikrogram per 100 gram daging jeruk). Vitamin C sangat baik sebagai sumber antioksidan. Perokok dianjurkan untuk mengonsumsi jeruk bali dua "siung" (helai dalam buah) setiap hari. Peningkatan kadar vitamin C di dalam darah mampu memperbaiki jaringan yang rusak, bahkan kanker, akibat tidak stabilnya molekul radikal bebas karena rokok dan polusi udara.

Jeruk Bali Mengandung Antikanker?
Jeruk bali telah lama dikenal sebagai buah yang memberikan manfaat kesehatan. Pakar Herbal dari Universitas Indonesia, Dr. Abdul Mun’im, M.Si, Apt. menyebut, jeruk bali bermanfaat untuk mengobati diare dan sembelit.

Sementara, hasil riset Huang-Ge Zhang, D.V.M., Ph.D dan Qilong Wang, Ph.D dari University of Louisville menyebutkan, nanopartikel yang berasal dari jeruk bali mampu mengirimkan beragam agen terapi untuk tubuh. Di antaranya adalah obat antikanker dan protein untuk daya tahan tubuh.

Abdul Mun’im mengatakan, pendapat tersebut belum tentu benar. “Penelitian terhadap khasiat jeruk bali untuk mengobati kanker tersebut memang sedang berlangsung, tapi belum teruji kebenarannya,” ujar pakar herbal ini.

Pengujian terhadap jeruk bali juga belum sampai pada tahap uji terhadap manusia. Bahkan, ketika diujikan terhadap tikus percobaan, sebagian besar masih gagal. Akan tetapi ia membenarkan, jeruk bali memiliki kandungan gizi yang tinggi termasuk dalam kaitan menjaga daya tahan tubuh.

Berikut kandungan jeruk bali dan manfaatnya seperti diulas Abdul Mun’im:
  • Bagian dalam berupa daging buah mengandung vitamin C yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
  • Zat lainnya yang banyak terkandung dalam jeruk bali adalah pektin. Pektin adalah sejenis serat yang mudah larut  yang dapat mempengaruhi penyerapan lambung dan usus dengan mengikat asal empedu. Zat ini bermanfaat untuk menurunkan penyerapan lemak serta mengontrol kadar kolesterol yang nantinya akan dikeluarkan bersama kotoran.
  • Kulit jeruk bali juga mengandung zat-zat yang berguna dan dapat menyembuhkan beberapa penyakit. “Pada kulit jeruk bali, terdapat senyawa polifenol. Rasanya sepat, tapi baunya khas,” jelas Abdul Mun’im.  Keberadaan zat itulah yang membuat kulit jeruk bali dapat digunakan untuk mengobati diare dan sembelit.
  • Aroma khas yang dihasilkan pada jeruk bali bersifat menenangkan, sehingga baik digunakan sebagai aroma terapi.

Oleh karena manfaatnya banyak, jeruk bali sangat baik dikonsumsi. Namun, bagi yang saat ini sedang mengonsumsi obat, lanjut Abdul Mun’im, sebaiknya tetap berkonsultasi dengan dokter. Sebab, senyawa-senyawa yang terkandung dalam jeruk bali dapat bereaksi dengan obat-obat tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar