1. Pendiri Android meyakinkan Google
“Apakah ini menarik bagi Google?” itulah yang ditanyakan Andy Rubin,
pendiri Android pada Larry Page, pendiri Google. Kala itu adalah tahun
2005 dan kedua pria tersebut bertemu di lobi kantor pusat Google.
Pertemuan ini bukan yang pertama. Mereka telah berjumpa tiga tahun
sebelumnya, ketika Rubin akan merilis smartphone yang dibuatnya bernama
Sidekick yang memakai mesin cari default Google. K
ala itu, Google belum begitu meraksasa. Hubungan baik itu terus berjalan
dan Rubin lah yang mengajak bertemu Larry Page. Rubin berniat untuk
memamerkan Android. Rubin kemudian berpresentasi pada Page bahwa ponsel
semakin menuai popularitas. Namun sayangnya, industri mobile terjebak
pada sistem yang tertutup. Rubin merasa punya solusi dengan Android,
platform mobile open source yang bisa diinstal semua vendor ponsel.
Android dikatakannya punya spirit Linux tapi akan sepopuler Windows.
Ketika itu, Rubin sejatinya tidak terlalu menginginkan uang dari Page,
namun mengharapkan dukungan. Dia menilai akan menarik lebih banyak
pendanaan datang jika ada dukungan dari nama besar Google. Tidak sekadar
presentasi, Rubin pun mengeluarkan prototipe ponsel Android.
2. Android Dipinang Google
Page pun memegang prototipe itu. Ia tahu bahwa komputer PC lambat laun
akan kehilangan popularitas digantikan perangkat mobile. Namun Page
berpikir ponsel masih kurang powerful dan softwarenya berbeda-beda.
Iklan dan layanan Google bisa jadi akan tampil tidak bagus di ponsel.
Namun apa yang ditakutkan Page adalah ranah mobile nantinya akan
dikuasai pesaing beratnya, Microsoft. Kala itu, Windows Mobile sedang
tumbuh pesat. Page pun ingin bertindak cepat untuk mencegah kemungkinan
tersebut. Ide Rubin pun menarik perhatian Page.
Malah ia akhirnya memutuskan tidak sekadar mendukung, namun ingin
membeli Android secara keseluruhan. Rubin pun terkejut, namun jelas
merasa sangat senang. Jadilah Google meminang Android pada bulan Juli
2005, diestimasi harganya sekitar USD 50 juta. Jagat teknologi pun
dipenuhi spekulasi apa yang akan dilakukan Google dengan Android. Banyak
yang mengira Google akan merilis handset dengan merek sendiri. Terlebih
pada tahun 2007, Apple merilis iPhone. Namun dugaan tersebut salah.
3. Perkenalan Android
November 2007, Google mengadakan konferensi pers. Ternyata tidak ada
Gphone diluncurkan. Namun diumumkan terbentuknya Open Handset Alliance
yang didirikan Google bersama 34 perusahaan lain, untuk mengembangkan OS
Open Source. Kala itu, banyak pihak masih skeptis, terutama para
pesaing. CEO Microsoft Steve Ballmer menilai kata-kata Google kosong.
Sedangkan Nokia mengira OS tersebut hanya versi Linux biasa dan bukan
ancaman signifikan. Seminggu kemudian, Google meluncurkan software
developer kit Android gratis di websitenya dan mengadakan perlombaan
aplikasi terbaik.
Niat Google akhirnya tercium, mereka akan merilis OS yang akan digunakan
oleh banyak vendor. HTC, Motorola dan LG mengumumkan rencana produksi
handset Android. OS ini sepenuhnya bebas dikustomisasi oleh pabrikan.
Misi Google adalah semakin banyak orang akan mengakses layanan Google
dari Android. Android digadang akan menggantikan PC. “Android adalah
pembuatan ulang internet dan cerita tentang PC. Dan semua itu akan
terjadi pada tahun depan,” kata CEO Google kala itu, Eric Schmidt dengan
nada optimistis.
4. HTC Dream/G1
Ponsel pertama dengan sistem operasi Google Android akhirnya dirilis
tahun 2008. Ponsel besutan HTC yang dinamakan T-Mobile G1 itu
diluncurkan di New York dan kala itu digadang-gadang bakal menggoyang
dominasi smartphone Apple iPhone ataupun BlackBerry. Ponsel itu mulai
dijual di Amerika Serikat pada bulan Oktober seharga USD 179 dan di
Inggris pada awal November. Kedatangan Android tentunya meruncingkan
persaingan antara Google dengan para rival seperti Apple, Microsoft dan
Nokia untuk menciptakan software ponsel generasi masa depan. Ponsel G1
yang dibundling operator T-Mobile punya fitur layar sentuh dan keyboard
sliding qwerty.
Juga diberikan tiga pilihan warna bagi konsumen yakni hitam, putih dan
cokelat. Fitur Wi Fi,GPS, kamera 3 megapiksel, email maupun instant
messaging juga tersedia di ponsel ini. G1 dilengkapi dengan berbagai
aplikasi online Google semacam Gmail, YouTube dan juga ‘Google Maps
Street View’. Dengan handset Android, Google ingin memicu makin banyak
orang mengakses internet dan memakai layanan pencarian serta iklannya
yang jadi sumber pemasukan utama. HTC Dream cukup laris meski tidak
sefenomenal iPhone. Namun, inilah cikal bakal ponsel Android yang kini
menguasai dunia.
5. Ramai-ramai menjajal Android
Google Android kemudian menarik semakin banyak peminat. Pada akhir 2008,
grup Open Handset Alliance yang didirikan Google untuk mendukung
pengembangan Android berhasil menggaet 14 anggota baru yang terdiri dari
berbagai perusahaan bidang teknologi. Perusahaan tersebut bergerak
dalam berbagai bidang, mulai dari pembuat ponsel, operator
telekomunikasi hingga produsen chip. Bergabungnya perusahaan baru ini
berarti semakin memperkuat posisi Android dalam industri ponsel,
khususnya untuk menyaingi popularitas iPhone dari Apple.
Nama-nama baru yang bergabung termasuk perusahaan besar seperti Sony
Ericsson, ARM, Asustek, Garmin, Huawei Technologies, Toshiba, dan
Vodafone. “Para anggota baru ini akan mengembangkan perangkat yang
kompatibel dengan Android, memberi kode yang diperlukan dalam Android
Open Source Project, ataupun mendukung ekosistem yang akan mempercepat
ketersediaan perangkat berbasis Android,” demikian pernyataan dari Open
Handset Alliance. Produsen handset Sony Ericsson misalnya, menyatakan
sedang mengerjakan perangkat Android yang diharapkan bisa dirilis
pertengahan tahun 2009. Sedangkan Samsung dan LG juga tenga bersiap
merilis Android pertamanya.
6. Meraksasa
Sesudah HTC G1, vendor lain seperti LG, Motorola dan Samsung menyusul
dengan memperkenalkan handset Android pertamanya. Diikuti kemudian oleh
Sony. Beberapa merek berhasil menuai popularitas besar. Seperti model
Droid yang sukses membangkitkan Motorola dari keterpurukan. Namun tak
disangka, Samsung yang pada akhirnya sukses besar mengadopsi Android,
terutama mulai seri Galaxy S yang diperkenalkan tahun 2010. Galaxy S
kini sudah muncul versi ketiganya dan tetap mendapat sambutan meriah.
Vendor lain pun tidak mau kalah, dan berlomba lomba merilis Android
dengan spesifikasi tinggi. iPhone yang semula berkuasa pun mulai
tertinggal. Kini, deretan ponsel Android menguasai pangsa pasar 59% di
segmen sistem operasi ponsel global.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar