Prinsip Pertama: Komitmen
Tak ada yang menyangkal pentingnya sebuah komitmen. Jangankan orang dewasa anak kecilpun sudah terbiasa meminta komitmen terhadap temannya. Nah, apalagi Anda sebagai guru yang mestinya berkomitmen tinggi untuk mencerdaskan anak nusantara.
Menurut Stephen P. Robbins komitmen diartikan sebagai keterlibatan pekerjaaan yang tinggi yang memihak pada pekerjaan tertentu dari organisasi yang merekrutnya. Di sekolah guru merupakan tenaga profesional yang merupakan ujung tombak pelayanan terhadap siswa-siswi, maka sudah selayaknya guru mampu menjalankan kebijakan-kebijakan sekolah dan berkomitmen terhadap sekolah tempatnya bekerja.
Ahli lainnya, L.Mathis-John H. Jackson menyatakan bahwa komitmen organisasi adalah tingkat sampai dimana karyawan yakin dan menerima tujuan organisasi, serta berkeinginan untuk tinggal bersama atau meninggalkan perusahaan yang pada akhirnya tercermin dalam ketidakhadiran dan angka perputaran karyawan.
Tiga komponen yang teridentifikasi dalam sebuah komitmen, yaitu:
Menurut Stephen P. Robbins komitmen diartikan sebagai keterlibatan pekerjaaan yang tinggi yang memihak pada pekerjaan tertentu dari organisasi yang merekrutnya. Di sekolah guru merupakan tenaga profesional yang merupakan ujung tombak pelayanan terhadap siswa-siswi, maka sudah selayaknya guru mampu menjalankan kebijakan-kebijakan sekolah dan berkomitmen terhadap sekolah tempatnya bekerja.
Ahli lainnya, L.Mathis-John H. Jackson menyatakan bahwa komitmen organisasi adalah tingkat sampai dimana karyawan yakin dan menerima tujuan organisasi, serta berkeinginan untuk tinggal bersama atau meninggalkan perusahaan yang pada akhirnya tercermin dalam ketidakhadiran dan angka perputaran karyawan.
Tiga komponen yang teridentifikasi dalam sebuah komitmen, yaitu:
Tak diyana, komitmen merupak ruh dari kualitas diri dari sumber daya manusia itu sendiri, dan sumber daya manusia merupakan ruh dari kinerja sebuah organisasi yang dalam hal ini juga sekolah. Apa jadinya jika ruh organisasi ini tidak memiliki komitmen yang tinggi, maka organisasi akan menjadi sebuah lembaga yang tidak berbentuk.
Tak ada tawar menawar lagi tentang pentingnya komitmen terhadap organisasi tak terkecuali Anda sebagai seorang guru hebat. Guru hebat tak akan menyepelekan pentingnya komitmen di sekolah. Pentingnya komitmen di sekolah ini menyangkut berbagai bidang antara lain :
1. Komitmen terhadap visi dan misi sekolah
Visi dan misi merupakan goal dari sebuah sekolah. Hal ini menjadi penting sebagai acuan semua elemen untuk mengarah kesana. Namun, apa dikata. Di banyak sekolah visi dan misi tak ubahnya menjadi hiasan dinding, yang lebih miris tak semua warga sekolah memahami itu.
Apakah Anda sebagai seorang guru sudah mengetahui visi dan misi sekolah Anda? Mungkin Anda menjawab ya. Lalu, apakah Anda sudah menjalankan aktivitas yang mengarah ke visi dan misi sekolah? Wah, Anda tidak perlu tersenyum malu menjawabnya karena Anda tidak sendiri. Banyak guru di daerah lain yang melakukan hal yang sama.
Tak sedikit para guru yang tidak memahami akan kemana sekolah akan dibawa. Dengan kondisi ini, manajemen sudah selayaknya memberikan pengertian, pemahaman, tuntunan sehingga semua warga sekolah memahami arah yang akan ditempuh sekolah.
2. Komitmen terhadap program kerja sekolah
Tak jauh berbeda dengan visi dan misi sekolah. Di banyak sekolah program kerja hanya sebagai ritual tahunan yang harus ditempel di sekolah tanpa warga sekolah memahami apa seharusnya peran yang mesti dilakoni. Tak jarang, program kerja hanya sebatas angan sebagian kecil manajemen sekolah yang tak pernah diturunkan kepada pelaku kebijakan. Pada akhirnya semuanya berjalan hambar bak sayur tanpa garam.
Guru hebat, berhentilah mengambil senjata diam. Diam Tak selamanya menjadi emas. Sekarang waktunya Anda aksi dan unjuk gigi. Sekolah tempat Anda mengajar merupakan institusi yang akan membawa Anda. Tentu Anda ingin mencapai puncaknya, menjadi sesuatu yang memang memberikan kebermanfaatan buat orang lain. Tak ada kata lain, selain tunjukkan aksimu mulai saat ini.
3. Komitmen terhadap kegiatan belajar mengajar ( KBM )
Kita dengan mudah mengatakan malpraktik dokter saat seorang pasien mendapatkan masalah setelah perawatan. Nah, bagaimana jika siswa Anda melakukan hal yang tak pantas setelah Anda memberikan sebuah pembelajaran. Misalnya, tawuran.
Berhenti menyalahkan siswa. Ayo, koreksi diri Anda. Pernahkan Anda membaca koran sambil mengajar? Pernahkan Anda memainkan HP saat di dalam kelas? Atau pernahkan Anda mengoreksi pelajaran lain yang tak berhubungan saat Anda mengajarkan satu pelajaran di dalam kelas. Pertanyaan satu dan dua mungkin Anda dengan percaya diri kelas tinggi menjawab “tidak”, namun saya yakin dengan malu-malu kucing Anda menjawab “ya” pada pertanyaan ketiga.
Guru Indonesia, berhentilah melakukan malpraktik dalam dunia pendidikan. Ingat, pendidikan adalah investasi yang akan membuahkan hasil setelah beberapa tahun ke depan. Hari ini Anda menanam, maka esok anak dan cucu Anda akan memetik hasilnya. Masa depan bangsa ini ada dipundakmu.
4. Komitmen terhadap peningkatan prestasi sekolah
Tak banyak, memang. Sekolah di negara indah ini, memberikan perhatian serius terhapat prestasi siswa, guru maupun sekolah. Kebanyakan dari sekolah yang ada, hanya sebatas menjalankan fungsi mengajar dan transfer pengetahuan, sangat jarang sekolah memberikan ruang perhatian lebih dalam mendisain sekolahnya untuk menjadi sekolah unggul.
Guru benar. Prestasi siswa, guru dan sekolah perlu didisain agar semuanya dapat dipersiapkan dengan matang. Mimpi merupakan hal penting untuk melecut diri agar menjadi insan yang mampu berkompetisi. Maka perlu dibuatkan sebuah rencana prestasi yang akan dicapai pertahun.
Sudah selayaknya, dalam rapat kerja tahunan (raker). Ditentukan prestasi apa yang akan dicapai sekolah tahun ini, hal ini dapat dilihat dari prestasi sebelumnya. Hambatan, tantangan serta peluang dan sumber daya yang sekolah miliki. Tak ada yang tak mungkin jika mau berusaha dengan maksimal. Ingat, Anda tak perlu jadi supermen namun Anda bisa menjadi supertim. Guru Cerdas, lakukan sekarang!
5. Komitmen terhadap profesi guru
Menyontek kata-kata Syahrini “sesuatu” rasanya profesi guru sangat layak mendapatkan pujian lebih dari itu. “Guru banget”, untuk guru yang profesional.
Anda sudah tahu, bukan? Bahwa guru profesional adalah guru yang memahami betul profesinya. Artinya, empat kompetensi yang harus dimiliki seorang guru sudah ngelotok di kepala Anda. Tak ada alasan bagi Anda untuk tidak mengetahui ini, namun jika Anda belum paham juga tak ada dosanya Anda kembali mempelajarinya.
Berhenti menyalahkan keadaan dan pemerintah atas kelemahan Anda. Tak perlu juga meminta dukungan siapapun agar Anda tidak dipersalahkan, yang terpenting adalah Anda menyadari kelemahan Anda dan komitmen untuk memperbaikinya. Selesai.
Shafarat Khan menjelaskan beberapa kondisi yang mempengaruhi komitmen seseorang terhadap organisasi, yaitu :
1. Lama bekerja (Time)
Waktu yang telah dilalui oleh seorang karyawan di sebuah organisasi setidaknya menunjukkan komitmennya berada dalam lingkaran manajemen tersebut. Coba Anda renungkan, apakah lamanya Anda bekerja di sana merupakan investasi komitmen yang Anda miliki? Atau hanya sebatas mengisi waktu luang Anda.
2. Kepercayaan (Trust)
Kepercayaan merupakan hal yang sangat penting tidak hanya bagi karyawan tetapi juga bagi manajemen. Kebijakan manajemen yang mungkin saja tidak menguntungkan karyawan tak selamanya harus dirasakan sebagai bentuk penyiksaan bagi karyawan. Sebuah manajemen tentu mempunyai strategi tersendiri yang kadangkala tak bisa diberikan sosialisasi sepenuhnya kepada seluruh karyawan.
Sebagai guru, Anda mestinya bijak dalam menyikapi perubahan aturan yang dilakukan manajemen. Anda mesti menyadari bahwa Anda adalah aset manajemen yang tak mungkin disia-siakan. Begitu sebaliknya, manajemen juga harus memberikan ruang karyawan untuk melakukan kinerja terbaik dan mendukung karyawan untuk mencapainya.
Beberapa cara yang bisa manajemen lakukan untuk membangun kepercayaan dengan karyawan antara lain menyediakan waktu dan sumber daya yang cukup bagi karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan, menyediakan pelatihan yang mencukupi bagi kebutuhan kerja, menghargai perbedaan pandangan dan perbedaan kesuksesan yang diraih karyawan, dan menyediakan akses informasi yang cukup.
3. Rasa percaya diri (Confident)
Tak akan optimal kinerja seorang karyawan jika ia tidak miliki rasa percaya diri terhadap kemampuannya. Anda guru yang memiliki kepercayaan diri akan mampu memberikan pelayanan optimal bagi anak didik. Keyakinan itu akan menjadikan amunisi bagi Anda untuk menunjukkan peranan terbaik Anda.
Keyakinan karyawan dapat ditimbulkan melalui beberapa kegiatan, yaitu mendelegasikan tugas penting kepada karyawan, menggali saran dan ide dari karyawan, memperluas tugas dan membangun jaringan antar departemen, menyediakan instruksi tugas untuk penyelesaian pekerjaan yang baik.
4. Kredibilitas (Credibility)
Sebagai tim kerja yang solid, maka sebuah organisasi harus menjaga kredibilitas terhadap karyawannya. Faktor ini tak kala pentingnya di sekolah. Sebagai institusi sosial tingkat kepercayaan terhadap kinerja dan kompetensi karyawan sangat berpengaruh terhadap pelayanan kepada konsumen. Kepercayaan ini bukan berarti tak perlu kontrol dari manajemen atau kepala sekolah terhadap kinerja karyawan namun kontrol harus dianggap sebagai supporting untuk mendeteksi secara dini penyimpangan, agar sesegera mungkin kembali ke jalur menuju visi dan misi.
Sebagai guru yang komitmen terhadap visi, misi dan program sekolah. Anda tidak perlu risih dengan kontrol yang dilakukan manajemen selagi itu memang menjaga seluruh program mengarah kepada tujuan sekolah. Saya yakin, Anda tidak inginkan, tujuan program tidak tercapai atau tidak tepat sasaran.
Beberapa kegiatan yang akan mendukung terciptanya kredibilitas terhadap guru di sekolah, antara lain seperti memandang guru dan warga sekolah sebagai tim kerja yang strategis, memberikan target yang jelas sesuai peran masing-masing, memberikan kesempatan guru berekspresi selagi tidak melanggar tujuan sekolah, memandang semua elemen sekolah sebagai satu kesatuan untuk mencapai tujuan sekolah.
5. Pertanggungjawaban (Accountability)
Guru yang memahami fungsinya tak dapat dipungkiri pasti akan menjadi guru bertanggung jawab terhadap profesinya. Sudahkan Anda memegang peran itu? Tak perlu dijawab, namun sangat perlu Anda renungkan! Berhentilah menuntut siapa dan apa, lakukan peran Anda sebaik mungkin.
Sudah menjadi kewenangan manajemen untuk melakukan kinerja dan mengawasi proses pelaksanaan sekolah dalam rangka mencapai tujuan sekolah. Risih, memang. Saat Anda dievaluasi namun ternyata di sana sini masih banyak koreksi. Jadikan hal itu cambuk untuk terus berkarya dan menganggap positif setiap masukan, karena jika Anda menganggap itu merupakan ancaman, justru yang rugi Anda sendiri.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan manajemen antara lain dengan mengadakan pelatihan sebagai bentuk evaluasi kinerja sekolah, memberikan tugas yang jelas dan terukur, melibatkan karyawan dalam standar dan ukuran kinerja, memberikan saran dan bantuan kepada guru dan karyawan dalam menyelesaikan tugas.
Sudah selayaknya manajemen sekolah menjaga seluruh stakeholder agar menjadi kekuatan yang luar biasa. Semakin besar komitmen tim akan berbanding lurus dengan komitmen guru terhadap sekolah. Walaupun, adakalanya ketidakpuasan individu kepada personal lainnya akan mempengaruhi keputusan karyawan untuk bertahan atau lari dari sebuah manajemen.
Guru hebat, jadikan prinsip utama ini menjadi pilar untuk mewujudkan sekolah Anda menjadi sekolah yang unggul.
Prinsip Kedua: Bersahabat dengan Teknologi
Beruntunglah, jika Anda seorang guru yang tinggal di kota karena dengan mudah Anda dapat mengakses perkembangan teknologi. Internet sebagai bentuk teknologi sudah meluas sampai keseluruh penjuru. Memang sih, tak semua wilayah terjangkau namun setidaknya sudah banyak daerah yang terlayani.
Miris, jika kita mau jujur. Berapa banyak para guru nusantara melek teknologi atau katakanlah melek internet? Tak ada data pasti. Namun, dari biodata peserta pelatihan Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa ternyata hanya sebagian kecil saja guru yang punya e-mail. Tak berlebihan jika penulis menyatakan bahwa e-mail adalah salah satu ukuran bahwa para guru melek internet, walaupun belum tentu mereka aktif mengelola e-mail mereka.
Belum lagi, jika menyoalkan sejauh mana pembelajaran para guru berbasis teknologi. Rasanya terlalu berlebihan jika kita menyimpulkan bahwa guru sudah melek teknologi. Sangat sedikit para guru mengajar dengan memanfaatkan teknologi.
Penulis terkejut, pada saat mewawancara calon guru yang berpengalaman sepuluh tahun lebih ternyata tidak mampu mengoperasikan komputer, dan lebih terkejut lagi mendengar pengakuan bahwa yang mengetik RPP miliknya dengan meminta bantuan adik guru tersebut. Miris.
Di satu sisi, pendidikan jarak jauh semakin menjamur namun di sisi lain ternyata nikmatnya teknologi tak dienyam oleh seluruh guru. Siapa yang salah? Tak selesai dengan mencari kambing hitam.
Pendidikan jarak jauh adalah sekumpulan metoda pengajaran yang aktivitas pembelajaran dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar. Jarak merupakan kendala yang dapat diselesaikan dengan metode ini. Hal ini yang membedakan dengan pembelajaran secara langsung.
Sistem pendidikan jarak jauh merupakan suatu alternatif pemerataan kesempatan dalam bidang pendidikan. Sistem ini dapat mengatasi beberapa masalah yang ditimbulkan akibat keterbatasan tenaga pengajar yang berkualitas. Pada sistem pendidikan ini tenaga pengajar dan peserta didik tidak harus berada dalam lingkungan geografi yang sama.
Tujuan dari pembangunan sistem ini antara lain menerapkan aplikasi-aplikasi pendidikan jarak jauh berbasis web pada situs-situs pendidikan jarak jauh yang dikembangkan di Indonesia. Tak dipungkiri, sejauh ini belum tahu pasti efektivitas pola ini.
Terlepas dari polemik efektivitas solusi pembelajaran ini, namun coba saja jika para guru kualitasnya sama, mungkin solusi seperti ini tak perlu dikeluarkan. Pada saat pemerataan kualitas para guru, rasanya orang daerah tak perlu khawatir dengan berbedanya mutu sekolah. Namun, apa yang terjadi dengan negeri ini. Pemerataan pendidikan jauh panggang dari api, apalagi pemerataan kualitas pendidikan.
Guru Indonesia, jika sekolah Anda ingin menjadi sekolah unggul maka bersahabatlah dengan teknologi. Teknologi merupakan konsekuensi logis perkembangan zaman, maka Andapun harus mengikutinya, atau tergilas. Kemajuan teknologi membawa perkembangan dalam dunia pendidikan, dan untuk mewujudkan sekolah unggul maka teknologi merupakan prinsip yang harus dipahami dan dikuasai.
Kemajuan teknologi dan memanfaatan yang tepat akan sangat memuluskan jalan bagi sekolah Anda untuk menjadi sekolah unggul.
Prinsip Ketiga: Menyadari Setiap Permasalahan Selalu Ada Solusi
Sahabat guru, pernahkah Anda mendengar ada asap pasti ada api, ada dampak tentu ada penyebabnya? Berarti ada masalah pasti sudah punya solusinya.
Yang terpenting dari semuanya, tentu saja bagaimana seseorang memandang sebuah masalah. Anda sebagai guru, akan melihat kurang responnya siswa dalam mengerjakan pekerjaan rumah merupakan masalah bagi Anda, manajemen kurang perhatian terhadap sarana dan prasarana sekolah tentu membuat masalah dalam pembelajaran Anda, bahkan toilet sekolah kotor juga bagian masalah yang membuat Anda tidak konsentrasi dalam mengajar.
Yang lebih parahnya lagi, jika Anda berpikir bahwa masalah selalu mengikuti Anda, dan yang sangat menyedihkan dari semua itu jika Anda beranggapan masalahlah justru yang selalu bertemu dan mengetuk diri Anda. Anda seakan penuh dengan masalah.
Masalah, masalah dan masalah. Bahkan Anda bersenandung dengan lagu dangdut “ hidup penuh liku-liku, ada masalah dan masalah”.Entahlah, apa yang ada dibenak Anda guru hebat?
Berikanlah waktu diri Anda untuk merenung sejenak. Mengapa tuhan memberikan api lalu ada air? Mengapa ada lelaki lalu ada perempuan ? Mengapa ada siang lalu ada malam? Mengapa ada pagi lalu ada petang? Ternyata kalau Anda ingin menyadari ternyata tuhan telah memberikan pasangannya masing-masing.
Jangan diperdebatkan lagi. Ada masalah pasti ada solusinya. Guru solutif, pastikan diri Anda melihat sebuah masalah dalam porsi positif bukan negatif, ambil hikmah dari setiap permasalahan. Begitu juga dengan permasalahan yang terjadi di sekolah. Seluruh warga sekolah sudah semestinya menyadari semua permasalahan tersebut ada solusinya. Tak ada masalah yang tak memberikan hikmah, tergantung cara pandang yang melihatnya.
Yang perlu menjadi catatan bagi Anda adalah tidak semua solusi yang diambil mampu memberikan kepuasan kepada semua stakeholder. Ingat, bahwa Anda bukanlah alat ekonomi untuk memuaskan pelakunya, namun Anda menjalankan peran Anda sesuai dengan cita-cita sekolah. Dengan kenyataan tersebut, wajar saja jika setiap solusi yang diambil sebuah sekolah tidak dapat memuaskan semua pihak terkait.
Sebagai guru yang memahami perannya dengan baik, tentu Anda juga harus menyadari bahwa manajemen tidak mungkin memuaskan semua individu dengan keinginan yang sangat beragam, bukankah demokrasi akan mengalahkan pendapat minoritas? Tetapi Anda harus yakin, tim Anda mempunyai toleransi dan komitmen yang tinggi.
Tak berarti, manajemen dapat mengambil keputusan semena-mena. Mari, kembali kepada tujuan sekolah. Jangan bosan, untuk selalu mengingatkan seluruh warga sekolah tentang pentingnya bergerak kearah tujuan sekolah. Bantu tim yang lemah, motivasi tim yang sedang ragu-ragu, kasih mainan baru bagi tim unggul.
Tak berbeda dengan Anda sebagai seorang guru. Siswa lemah, Anda wajib memberikan remidial atau pengulangan, siswa sedang selalu berikan bimbingan dan siswa yang mempunyai kemampuan lebih berikan pengayaan. Agar semuanya dapat menggali potensi diri secara optimal.
Memang tak mudah menyelesaikan semua persoalan sekolah, tetapi Anda harus yakin semua pasti ada solusinya. Permasalahan kecilnya gaji guru dapat Anda selesaikan dengan memberikan pemahaman tentang strategi menjadi guru cerdas finansial ( baca; Bukan Guru Oemar Bakrie Menjadi Guru Cerdas Finansial, Gramedia Pustaka Utama, 2010), Keterbatasan alat praga dan media pembelajaran dengan memberikan dorongan kepada para guru menjadi guru kreatif dan menerapkan pembelajaran kontekstual. Persoalan lemahnya disiplin guru dengan memberikan pemahaman pentingnya komitmen tentang disiplin dan kontrol yang lebih terhadap para guru, bisa juga dengan memberikan reward dan punishment namun dalam jangka panjang cara ini kurang mendidik.
Di banyak sekolah, fungsi kontrol hanya bertumpuh pada satu orang saja yaitu kepala sekolah. Kalau pun ada tata usaha wewenangnya hanya sebatas administrasi saja. Nah, yang terjadi berikutnya kepala sekolah harus menyelesaikan semua persoalan dan menjaga agar program sekolah tetap berjalan.
Hal ini tidak mesti terjadi, jika semua elemen menyadari bahwa semuanya mesti memegang peran untuk menjaga program sekolah dapat berjalan optimal. Beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh sekolah untuk menggugah kepedulian semua warga sekolah, yaitu :
Tak ada tawar menawar lagi tentang pentingnya komitmen terhadap organisasi tak terkecuali Anda sebagai seorang guru hebat. Guru hebat tak akan menyepelekan pentingnya komitmen di sekolah. Pentingnya komitmen di sekolah ini menyangkut berbagai bidang antara lain :
1. Komitmen terhadap visi dan misi sekolah
Visi dan misi merupakan goal dari sebuah sekolah. Hal ini menjadi penting sebagai acuan semua elemen untuk mengarah kesana. Namun, apa dikata. Di banyak sekolah visi dan misi tak ubahnya menjadi hiasan dinding, yang lebih miris tak semua warga sekolah memahami itu.
Apakah Anda sebagai seorang guru sudah mengetahui visi dan misi sekolah Anda? Mungkin Anda menjawab ya. Lalu, apakah Anda sudah menjalankan aktivitas yang mengarah ke visi dan misi sekolah? Wah, Anda tidak perlu tersenyum malu menjawabnya karena Anda tidak sendiri. Banyak guru di daerah lain yang melakukan hal yang sama.
Tak sedikit para guru yang tidak memahami akan kemana sekolah akan dibawa. Dengan kondisi ini, manajemen sudah selayaknya memberikan pengertian, pemahaman, tuntunan sehingga semua warga sekolah memahami arah yang akan ditempuh sekolah.
2. Komitmen terhadap program kerja sekolah
Tak jauh berbeda dengan visi dan misi sekolah. Di banyak sekolah program kerja hanya sebagai ritual tahunan yang harus ditempel di sekolah tanpa warga sekolah memahami apa seharusnya peran yang mesti dilakoni. Tak jarang, program kerja hanya sebatas angan sebagian kecil manajemen sekolah yang tak pernah diturunkan kepada pelaku kebijakan. Pada akhirnya semuanya berjalan hambar bak sayur tanpa garam.
Guru hebat, berhentilah mengambil senjata diam. Diam Tak selamanya menjadi emas. Sekarang waktunya Anda aksi dan unjuk gigi. Sekolah tempat Anda mengajar merupakan institusi yang akan membawa Anda. Tentu Anda ingin mencapai puncaknya, menjadi sesuatu yang memang memberikan kebermanfaatan buat orang lain. Tak ada kata lain, selain tunjukkan aksimu mulai saat ini.
3. Komitmen terhadap kegiatan belajar mengajar ( KBM )
Kita dengan mudah mengatakan malpraktik dokter saat seorang pasien mendapatkan masalah setelah perawatan. Nah, bagaimana jika siswa Anda melakukan hal yang tak pantas setelah Anda memberikan sebuah pembelajaran. Misalnya, tawuran.
Berhenti menyalahkan siswa. Ayo, koreksi diri Anda. Pernahkan Anda membaca koran sambil mengajar? Pernahkan Anda memainkan HP saat di dalam kelas? Atau pernahkan Anda mengoreksi pelajaran lain yang tak berhubungan saat Anda mengajarkan satu pelajaran di dalam kelas. Pertanyaan satu dan dua mungkin Anda dengan percaya diri kelas tinggi menjawab “tidak”, namun saya yakin dengan malu-malu kucing Anda menjawab “ya” pada pertanyaan ketiga.
Guru Indonesia, berhentilah melakukan malpraktik dalam dunia pendidikan. Ingat, pendidikan adalah investasi yang akan membuahkan hasil setelah beberapa tahun ke depan. Hari ini Anda menanam, maka esok anak dan cucu Anda akan memetik hasilnya. Masa depan bangsa ini ada dipundakmu.
4. Komitmen terhadap peningkatan prestasi sekolah
Tak banyak, memang. Sekolah di negara indah ini, memberikan perhatian serius terhapat prestasi siswa, guru maupun sekolah. Kebanyakan dari sekolah yang ada, hanya sebatas menjalankan fungsi mengajar dan transfer pengetahuan, sangat jarang sekolah memberikan ruang perhatian lebih dalam mendisain sekolahnya untuk menjadi sekolah unggul.
Guru benar. Prestasi siswa, guru dan sekolah perlu didisain agar semuanya dapat dipersiapkan dengan matang. Mimpi merupakan hal penting untuk melecut diri agar menjadi insan yang mampu berkompetisi. Maka perlu dibuatkan sebuah rencana prestasi yang akan dicapai pertahun.
Sudah selayaknya, dalam rapat kerja tahunan (raker). Ditentukan prestasi apa yang akan dicapai sekolah tahun ini, hal ini dapat dilihat dari prestasi sebelumnya. Hambatan, tantangan serta peluang dan sumber daya yang sekolah miliki. Tak ada yang tak mungkin jika mau berusaha dengan maksimal. Ingat, Anda tak perlu jadi supermen namun Anda bisa menjadi supertim. Guru Cerdas, lakukan sekarang!
5. Komitmen terhadap profesi guru
Menyontek kata-kata Syahrini “sesuatu” rasanya profesi guru sangat layak mendapatkan pujian lebih dari itu. “Guru banget”, untuk guru yang profesional.
Anda sudah tahu, bukan? Bahwa guru profesional adalah guru yang memahami betul profesinya. Artinya, empat kompetensi yang harus dimiliki seorang guru sudah ngelotok di kepala Anda. Tak ada alasan bagi Anda untuk tidak mengetahui ini, namun jika Anda belum paham juga tak ada dosanya Anda kembali mempelajarinya.
Berhenti menyalahkan keadaan dan pemerintah atas kelemahan Anda. Tak perlu juga meminta dukungan siapapun agar Anda tidak dipersalahkan, yang terpenting adalah Anda menyadari kelemahan Anda dan komitmen untuk memperbaikinya. Selesai.
Shafarat Khan menjelaskan beberapa kondisi yang mempengaruhi komitmen seseorang terhadap organisasi, yaitu :
1. Lama bekerja (Time)
Waktu yang telah dilalui oleh seorang karyawan di sebuah organisasi setidaknya menunjukkan komitmennya berada dalam lingkaran manajemen tersebut. Coba Anda renungkan, apakah lamanya Anda bekerja di sana merupakan investasi komitmen yang Anda miliki? Atau hanya sebatas mengisi waktu luang Anda.
2. Kepercayaan (Trust)
Kepercayaan merupakan hal yang sangat penting tidak hanya bagi karyawan tetapi juga bagi manajemen. Kebijakan manajemen yang mungkin saja tidak menguntungkan karyawan tak selamanya harus dirasakan sebagai bentuk penyiksaan bagi karyawan. Sebuah manajemen tentu mempunyai strategi tersendiri yang kadangkala tak bisa diberikan sosialisasi sepenuhnya kepada seluruh karyawan.
Sebagai guru, Anda mestinya bijak dalam menyikapi perubahan aturan yang dilakukan manajemen. Anda mesti menyadari bahwa Anda adalah aset manajemen yang tak mungkin disia-siakan. Begitu sebaliknya, manajemen juga harus memberikan ruang karyawan untuk melakukan kinerja terbaik dan mendukung karyawan untuk mencapainya.
Beberapa cara yang bisa manajemen lakukan untuk membangun kepercayaan dengan karyawan antara lain menyediakan waktu dan sumber daya yang cukup bagi karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan, menyediakan pelatihan yang mencukupi bagi kebutuhan kerja, menghargai perbedaan pandangan dan perbedaan kesuksesan yang diraih karyawan, dan menyediakan akses informasi yang cukup.
3. Rasa percaya diri (Confident)
Tak akan optimal kinerja seorang karyawan jika ia tidak miliki rasa percaya diri terhadap kemampuannya. Anda guru yang memiliki kepercayaan diri akan mampu memberikan pelayanan optimal bagi anak didik. Keyakinan itu akan menjadikan amunisi bagi Anda untuk menunjukkan peranan terbaik Anda.
Keyakinan karyawan dapat ditimbulkan melalui beberapa kegiatan, yaitu mendelegasikan tugas penting kepada karyawan, menggali saran dan ide dari karyawan, memperluas tugas dan membangun jaringan antar departemen, menyediakan instruksi tugas untuk penyelesaian pekerjaan yang baik.
4. Kredibilitas (Credibility)
Sebagai tim kerja yang solid, maka sebuah organisasi harus menjaga kredibilitas terhadap karyawannya. Faktor ini tak kala pentingnya di sekolah. Sebagai institusi sosial tingkat kepercayaan terhadap kinerja dan kompetensi karyawan sangat berpengaruh terhadap pelayanan kepada konsumen. Kepercayaan ini bukan berarti tak perlu kontrol dari manajemen atau kepala sekolah terhadap kinerja karyawan namun kontrol harus dianggap sebagai supporting untuk mendeteksi secara dini penyimpangan, agar sesegera mungkin kembali ke jalur menuju visi dan misi.
Sebagai guru yang komitmen terhadap visi, misi dan program sekolah. Anda tidak perlu risih dengan kontrol yang dilakukan manajemen selagi itu memang menjaga seluruh program mengarah kepada tujuan sekolah. Saya yakin, Anda tidak inginkan, tujuan program tidak tercapai atau tidak tepat sasaran.
Beberapa kegiatan yang akan mendukung terciptanya kredibilitas terhadap guru di sekolah, antara lain seperti memandang guru dan warga sekolah sebagai tim kerja yang strategis, memberikan target yang jelas sesuai peran masing-masing, memberikan kesempatan guru berekspresi selagi tidak melanggar tujuan sekolah, memandang semua elemen sekolah sebagai satu kesatuan untuk mencapai tujuan sekolah.
5. Pertanggungjawaban (Accountability)
Guru yang memahami fungsinya tak dapat dipungkiri pasti akan menjadi guru bertanggung jawab terhadap profesinya. Sudahkan Anda memegang peran itu? Tak perlu dijawab, namun sangat perlu Anda renungkan! Berhentilah menuntut siapa dan apa, lakukan peran Anda sebaik mungkin.
Sudah menjadi kewenangan manajemen untuk melakukan kinerja dan mengawasi proses pelaksanaan sekolah dalam rangka mencapai tujuan sekolah. Risih, memang. Saat Anda dievaluasi namun ternyata di sana sini masih banyak koreksi. Jadikan hal itu cambuk untuk terus berkarya dan menganggap positif setiap masukan, karena jika Anda menganggap itu merupakan ancaman, justru yang rugi Anda sendiri.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan manajemen antara lain dengan mengadakan pelatihan sebagai bentuk evaluasi kinerja sekolah, memberikan tugas yang jelas dan terukur, melibatkan karyawan dalam standar dan ukuran kinerja, memberikan saran dan bantuan kepada guru dan karyawan dalam menyelesaikan tugas.
Sudah selayaknya manajemen sekolah menjaga seluruh stakeholder agar menjadi kekuatan yang luar biasa. Semakin besar komitmen tim akan berbanding lurus dengan komitmen guru terhadap sekolah. Walaupun, adakalanya ketidakpuasan individu kepada personal lainnya akan mempengaruhi keputusan karyawan untuk bertahan atau lari dari sebuah manajemen.
Guru hebat, jadikan prinsip utama ini menjadi pilar untuk mewujudkan sekolah Anda menjadi sekolah yang unggul.
Prinsip Kedua: Bersahabat dengan Teknologi
Beruntunglah, jika Anda seorang guru yang tinggal di kota karena dengan mudah Anda dapat mengakses perkembangan teknologi. Internet sebagai bentuk teknologi sudah meluas sampai keseluruh penjuru. Memang sih, tak semua wilayah terjangkau namun setidaknya sudah banyak daerah yang terlayani.
Miris, jika kita mau jujur. Berapa banyak para guru nusantara melek teknologi atau katakanlah melek internet? Tak ada data pasti. Namun, dari biodata peserta pelatihan Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa ternyata hanya sebagian kecil saja guru yang punya e-mail. Tak berlebihan jika penulis menyatakan bahwa e-mail adalah salah satu ukuran bahwa para guru melek internet, walaupun belum tentu mereka aktif mengelola e-mail mereka.
Belum lagi, jika menyoalkan sejauh mana pembelajaran para guru berbasis teknologi. Rasanya terlalu berlebihan jika kita menyimpulkan bahwa guru sudah melek teknologi. Sangat sedikit para guru mengajar dengan memanfaatkan teknologi.
Penulis terkejut, pada saat mewawancara calon guru yang berpengalaman sepuluh tahun lebih ternyata tidak mampu mengoperasikan komputer, dan lebih terkejut lagi mendengar pengakuan bahwa yang mengetik RPP miliknya dengan meminta bantuan adik guru tersebut. Miris.
Di satu sisi, pendidikan jarak jauh semakin menjamur namun di sisi lain ternyata nikmatnya teknologi tak dienyam oleh seluruh guru. Siapa yang salah? Tak selesai dengan mencari kambing hitam.
Pendidikan jarak jauh adalah sekumpulan metoda pengajaran yang aktivitas pembelajaran dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar. Jarak merupakan kendala yang dapat diselesaikan dengan metode ini. Hal ini yang membedakan dengan pembelajaran secara langsung.
Sistem pendidikan jarak jauh merupakan suatu alternatif pemerataan kesempatan dalam bidang pendidikan. Sistem ini dapat mengatasi beberapa masalah yang ditimbulkan akibat keterbatasan tenaga pengajar yang berkualitas. Pada sistem pendidikan ini tenaga pengajar dan peserta didik tidak harus berada dalam lingkungan geografi yang sama.
Tujuan dari pembangunan sistem ini antara lain menerapkan aplikasi-aplikasi pendidikan jarak jauh berbasis web pada situs-situs pendidikan jarak jauh yang dikembangkan di Indonesia. Tak dipungkiri, sejauh ini belum tahu pasti efektivitas pola ini.
Terlepas dari polemik efektivitas solusi pembelajaran ini, namun coba saja jika para guru kualitasnya sama, mungkin solusi seperti ini tak perlu dikeluarkan. Pada saat pemerataan kualitas para guru, rasanya orang daerah tak perlu khawatir dengan berbedanya mutu sekolah. Namun, apa yang terjadi dengan negeri ini. Pemerataan pendidikan jauh panggang dari api, apalagi pemerataan kualitas pendidikan.
Guru Indonesia, jika sekolah Anda ingin menjadi sekolah unggul maka bersahabatlah dengan teknologi. Teknologi merupakan konsekuensi logis perkembangan zaman, maka Andapun harus mengikutinya, atau tergilas. Kemajuan teknologi membawa perkembangan dalam dunia pendidikan, dan untuk mewujudkan sekolah unggul maka teknologi merupakan prinsip yang harus dipahami dan dikuasai.
Kemajuan teknologi dan memanfaatan yang tepat akan sangat memuluskan jalan bagi sekolah Anda untuk menjadi sekolah unggul.
Prinsip Ketiga: Menyadari Setiap Permasalahan Selalu Ada Solusi
Sahabat guru, pernahkah Anda mendengar ada asap pasti ada api, ada dampak tentu ada penyebabnya? Berarti ada masalah pasti sudah punya solusinya.
Yang terpenting dari semuanya, tentu saja bagaimana seseorang memandang sebuah masalah. Anda sebagai guru, akan melihat kurang responnya siswa dalam mengerjakan pekerjaan rumah merupakan masalah bagi Anda, manajemen kurang perhatian terhadap sarana dan prasarana sekolah tentu membuat masalah dalam pembelajaran Anda, bahkan toilet sekolah kotor juga bagian masalah yang membuat Anda tidak konsentrasi dalam mengajar.
Yang lebih parahnya lagi, jika Anda berpikir bahwa masalah selalu mengikuti Anda, dan yang sangat menyedihkan dari semua itu jika Anda beranggapan masalahlah justru yang selalu bertemu dan mengetuk diri Anda. Anda seakan penuh dengan masalah.
Masalah, masalah dan masalah. Bahkan Anda bersenandung dengan lagu dangdut “ hidup penuh liku-liku, ada masalah dan masalah”.Entahlah, apa yang ada dibenak Anda guru hebat?
Berikanlah waktu diri Anda untuk merenung sejenak. Mengapa tuhan memberikan api lalu ada air? Mengapa ada lelaki lalu ada perempuan ? Mengapa ada siang lalu ada malam? Mengapa ada pagi lalu ada petang? Ternyata kalau Anda ingin menyadari ternyata tuhan telah memberikan pasangannya masing-masing.
Jangan diperdebatkan lagi. Ada masalah pasti ada solusinya. Guru solutif, pastikan diri Anda melihat sebuah masalah dalam porsi positif bukan negatif, ambil hikmah dari setiap permasalahan. Begitu juga dengan permasalahan yang terjadi di sekolah. Seluruh warga sekolah sudah semestinya menyadari semua permasalahan tersebut ada solusinya. Tak ada masalah yang tak memberikan hikmah, tergantung cara pandang yang melihatnya.
Yang perlu menjadi catatan bagi Anda adalah tidak semua solusi yang diambil mampu memberikan kepuasan kepada semua stakeholder. Ingat, bahwa Anda bukanlah alat ekonomi untuk memuaskan pelakunya, namun Anda menjalankan peran Anda sesuai dengan cita-cita sekolah. Dengan kenyataan tersebut, wajar saja jika setiap solusi yang diambil sebuah sekolah tidak dapat memuaskan semua pihak terkait.
Sebagai guru yang memahami perannya dengan baik, tentu Anda juga harus menyadari bahwa manajemen tidak mungkin memuaskan semua individu dengan keinginan yang sangat beragam, bukankah demokrasi akan mengalahkan pendapat minoritas? Tetapi Anda harus yakin, tim Anda mempunyai toleransi dan komitmen yang tinggi.
Tak berarti, manajemen dapat mengambil keputusan semena-mena. Mari, kembali kepada tujuan sekolah. Jangan bosan, untuk selalu mengingatkan seluruh warga sekolah tentang pentingnya bergerak kearah tujuan sekolah. Bantu tim yang lemah, motivasi tim yang sedang ragu-ragu, kasih mainan baru bagi tim unggul.
Tak berbeda dengan Anda sebagai seorang guru. Siswa lemah, Anda wajib memberikan remidial atau pengulangan, siswa sedang selalu berikan bimbingan dan siswa yang mempunyai kemampuan lebih berikan pengayaan. Agar semuanya dapat menggali potensi diri secara optimal.
Memang tak mudah menyelesaikan semua persoalan sekolah, tetapi Anda harus yakin semua pasti ada solusinya. Permasalahan kecilnya gaji guru dapat Anda selesaikan dengan memberikan pemahaman tentang strategi menjadi guru cerdas finansial ( baca; Bukan Guru Oemar Bakrie Menjadi Guru Cerdas Finansial, Gramedia Pustaka Utama, 2010), Keterbatasan alat praga dan media pembelajaran dengan memberikan dorongan kepada para guru menjadi guru kreatif dan menerapkan pembelajaran kontekstual. Persoalan lemahnya disiplin guru dengan memberikan pemahaman pentingnya komitmen tentang disiplin dan kontrol yang lebih terhadap para guru, bisa juga dengan memberikan reward dan punishment namun dalam jangka panjang cara ini kurang mendidik.
Di banyak sekolah, fungsi kontrol hanya bertumpuh pada satu orang saja yaitu kepala sekolah. Kalau pun ada tata usaha wewenangnya hanya sebatas administrasi saja. Nah, yang terjadi berikutnya kepala sekolah harus menyelesaikan semua persoalan dan menjaga agar program sekolah tetap berjalan.
Hal ini tidak mesti terjadi, jika semua elemen menyadari bahwa semuanya mesti memegang peran untuk menjaga program sekolah dapat berjalan optimal. Beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh sekolah untuk menggugah kepedulian semua warga sekolah, yaitu :
Peran manajemen sangat penting dalam mencari solusi yang tepat dan mempunyai resiko yang paling minimalis, namun bukan berarti Anda sebagai guru tidak dapat berkontribusi? Berikan saluran dan cara yang benar dalam memberikan solusi. Ingat, bahwa sekolah tempat Anda bekerja merupakan perahu tempat Anda berlayar, bayangkan jika perahu itu bocor bukan saja rekan Anda yang akan tenggelam namun Anda juga akan berakhir riwayatnya. Maka, jagalah perahu Anda!
Sahabat guru, jadikan perbedaan pendapat sebagai anugerah. Sadari, jika semua ingin menjadi nahkoda siapa yang akan menjadi teknisi, jika semuanya ingin duduk di beranda siapa yang berada di dalam kapalnya, jika semua ingin dilayani siapa yang akan melayani. Anda tak punya waktu banyak untuk berleha-leha, perahu Anda akan segera berlayar untuk sesegera mungkin mencapai tujuan.
Warga sekolah, mainkan peran masing-masing untuk menjadi yang terbaik sesuai fungsinya. Solusi akan datang jika Anda mencari, jalani solusi yang ditetapkan bersama walupun tidak sesuai dengan kehendak nurani dan beri kesempatan solusi itu bekerja untuk tujuan bersama. Guru solutif, Anda adalah pemenangnya.
Prinsip Keempat: Menjalankan Sekolah dengan Profesional
Profesional sebuah kata yang mudah diucapkan dan sulit diterapkan namun masih sangat bisa dilakukan. Jalankan sekolah dengan profesional. Profesional adalah seseorang yang ahli, mengerti dan memahami pekerjaan sesuai dengan keahliannya. Berarti profesional sangat penting dilakukan seseorang dalam aktivitasnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Sudahkah Anda menjadi guru profesional? Menjadi guru bukanlah pekerjaan yang mudah, namun masih tetap dapat dilakukan, bukan? Pintar saja tak cukup menjadi guru profesional banyak faktor yang harus dipenuhi seorang guru profesional.Namun, bukan berarti menjadi guru tidak mesti pintar.
Guru merupakan profesi yang membutuhkan keahlian tersendiri, tak semua orang mampu mengerjakan tugas mulai ini, banyak yang memiliki kemampuan komunikasi namun belum tentu dapat memainkan perannya sebagai guru. Guru perlu mendapatkan pelatihan dan bimbingan khusus.
Seperti yang dikemukakan Hamalik, pekerjaan guru adalah suatu profesi tersendiri, pekerjaan ini tidak dapat dikerjakan oleh sembarang orang tanpa memiliki keahlian sebagai seorang guru. Banyak yang pandai berbicara tertentu, namun orang itu belum dapat disebut sebagai seorang guru (Hamalik, 2004: 118-119). Sungguh pernyataan ini menjadi sanjungan untuk Anda sebagai seorang guru.
Djamarah menjelaskan bahwa profesi guru lebih luas lagi, bukan hanya di sekolah formal tetapi juga informal seperti di masjid, di rumah bahkan di sekolah-sekolah minggu.
Luangkan waktu untuk merenung dan bertanya kepada nurani Anda, sudahkah Anda menjadi guru yang sejati dan tentunya profesional? Hem, tak perlu malu untuk mengakui bahwa masih banyak yang harus Anda pelajari agar menjadi guru profesional. Guru pembelajar, ini langkah awal yang positif, bahwa Anda sesegera ini menyadarinya.
Secara umum seorang guru profesional harus memiliki empat kompetensi guru yaitu pedagogik, sosial, kepribadian dan profesional. Namun perlu indikator yang jelas agar para guru dapat mengukur sejauh mana profesionalisme yang ia miliki.
Sebagai salah satu indikator, Anda bisa mengukur diri Anda dengan menceklist beberapa pernyataan yang disajikan berikut ini. (lihat dalam kotak)
Tanlain menjelaskan bahwa sesungguhnya guru yang bertanggung jawab memiliki beberapa sifat yaitu :
Profesional sebuah kata yang mudah diucapkan dan sulit diterapkan namun masih sangat bisa dilakukan. Jalankan sekolah dengan profesional. Profesional adalah seseorang yang ahli, mengerti dan memahami pekerjaan sesuai dengan keahliannya. Berarti profesional sangat penting dilakukan seseorang dalam aktivitasnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Sudahkah Anda menjadi guru profesional? Menjadi guru bukanlah pekerjaan yang mudah, namun masih tetap dapat dilakukan, bukan? Pintar saja tak cukup menjadi guru profesional banyak faktor yang harus dipenuhi seorang guru profesional.Namun, bukan berarti menjadi guru tidak mesti pintar.
Guru merupakan profesi yang membutuhkan keahlian tersendiri, tak semua orang mampu mengerjakan tugas mulai ini, banyak yang memiliki kemampuan komunikasi namun belum tentu dapat memainkan perannya sebagai guru. Guru perlu mendapatkan pelatihan dan bimbingan khusus.
Seperti yang dikemukakan Hamalik, pekerjaan guru adalah suatu profesi tersendiri, pekerjaan ini tidak dapat dikerjakan oleh sembarang orang tanpa memiliki keahlian sebagai seorang guru. Banyak yang pandai berbicara tertentu, namun orang itu belum dapat disebut sebagai seorang guru (Hamalik, 2004: 118-119). Sungguh pernyataan ini menjadi sanjungan untuk Anda sebagai seorang guru.
Djamarah menjelaskan bahwa profesi guru lebih luas lagi, bukan hanya di sekolah formal tetapi juga informal seperti di masjid, di rumah bahkan di sekolah-sekolah minggu.
Luangkan waktu untuk merenung dan bertanya kepada nurani Anda, sudahkah Anda menjadi guru yang sejati dan tentunya profesional? Hem, tak perlu malu untuk mengakui bahwa masih banyak yang harus Anda pelajari agar menjadi guru profesional. Guru pembelajar, ini langkah awal yang positif, bahwa Anda sesegera ini menyadarinya.
Secara umum seorang guru profesional harus memiliki empat kompetensi guru yaitu pedagogik, sosial, kepribadian dan profesional. Namun perlu indikator yang jelas agar para guru dapat mengukur sejauh mana profesionalisme yang ia miliki.
Sebagai salah satu indikator, Anda bisa mengukur diri Anda dengan menceklist beberapa pernyataan yang disajikan berikut ini. (lihat dalam kotak)
Tanlain menjelaskan bahwa sesungguhnya guru yang bertanggung jawab memiliki beberapa sifat yaitu :
Sadarilah, Anda sebagai guru layaknya seorang sutradara yang merangkap pemeran utama dalam setiap kegiatan belajar mengajar. Anda memiliki peran yang sangat penting dan sangat menentukan dalam pencapaian visi dan misi sekolah.
Tak ada penawaran lain untuk Anda sebagai guru. Kemampuan profesional merupakan nutrisi utama dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab Anda sebagai guru yang memahami mulianya profesi Anda. Satu kata buat Anda, SEMANGAT.
Guru profesional, jadikan peranan terbaik Anda untuk menjadi guru yang bermakna. Beberapa peranan guru, yaitu :
1. Fasilitator
Sebagai fasilitator guru harus mampu menyiapkan diri sebagai mediator pembelajaran para siswa. Guru menggali kemampuan dan potensi siswa sehingga kompetensi tersebut muncul. Guru memberikan stimulus kepada para siswa untuk memaknai pembelajaran agar lebih bermakna.
2. Motivator
Guru merupakan sumber motivasi para siswa. Guru harus memahami psikologis dan kecendrungan siswanya satu persatu, dengan demikian guru mampu memberikan dorongan dan motivasi yang sesuai. Ada kalanya guru harus masuk dalam komunitas mereka sehingga lebih memahami keinginan mereka.
3. Informator
Guru merupakan sumber informasi yang sangat terpercaya bagi para siswa. Oleh karena itu Anda harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan tepat. Gurupun mesti terus belajar dan membaca untuk membuka cakrawala sehingga Anda mampu memberikan informasi yang terkini dan terpercaya.
4. Pembimbing
Guru merupakan pembimbing bagi para siswa. Peran yang tak mudah tetapi harus Anda lakukan. Sebagai guru Anda harus terus belajar agar mampu menjadi pembimbing yang baik bagi anak didik Anda.
5. Korektor
Guru senantiasa memberikan arahan, bimbingan sekaligus korektor para siswa. Jangan biarkan siswa Anda terperosok dalam tindakan yang tidak sesuai, cepat berikan koreksi Anda sehingga mereka terhindar dari petaka. Jadilah korektor yang ada saat mereka membutuhkan.
6. Inspirator
Guru senantiasa memberikan inspirasi bagi peserta didiknya. Sebagai sumber inspirasi tentunya Anda juga harus mendapatkan inspirasi juga dari pihak lainnya. Sudah seharusnya Anda juga belajar.
7. Organisatoris
Sebagai organisator, guru harus mampu memberikan arahan tentang aturan, organisasi, dan kerja sama bagi peserta didiknya. Sehingga para siswa juga mampu mengatur dan mengelola dirinya dan organisasi yang ia masuki. Kemampuan seorang siswa dalam berorganisasi manfaatnya tidaklah muncul pada saat ia menjalankan kegiatan tersebut, namun akan sangat bermanfaat setelah ia memasuki dunia kerja.
Selain itu, seorang guru juga dituntut untuk mengelola para siswanya atau kelasnya sehingga mereka menjadi pribadi yang mampu menempah dirinya menjadi sosok yang mengagumkan dikemudian hari.
8. Inisator
Sebagai inisiator guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dan pendidikan dalam pengajaran. Inisiatif seorang guru akan sangat menentukan kreativitas para peserta didik. Guru yang baik tentu saja mempunyai inisiatif dalam proses pembelajaran.
9. Demonstrator
Dalam pembelajaran seorang guru hendaknya mampu mendemonstrasikan pembelajaran sehingga peserta didik dengan mudah memahami pelajaran. Dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran dapat dipahami peserta didik, oleh sebab itu kemampuan mendemonstrasikan materi merupakan faktor yang sangat penting dalam pembelajaran.
10. Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas sangat menentukan efektifitas dalam sebuah pembelajaran, oleh sebab itu seorang guru harus mampu memanajemen kelasnya dengan baik. Memerlukan latihan dan eksplorasi terus menerus sehingga mendapatkan cara dan metode pengelolaan yang tepat bagi kelas didiknya. Kemampuan mengelola kelas dengan baik akan sangat membantu tercapainya tujuan pembelajaran.
11. Mediator
Sebagai guru Anda harus mampu menjadi mediator bagi peserta didik. Sebagai mediator guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang pendidikan dan materi ajarnya. Sehingga Anda mampu memberikan pelayanan terbaik bagi peserta didik Anda.
12. Supervisor
Sebagai supervisor dalam pembelajaran, seorang guru harus mempunyai kemampuan untuk mensupervisi para peserta didiknya. Hal ini diperlukan agar para peserta didik dapat disupervisi dengan baik, sehingga tujuan pembelajaran tepat sasaran.
13. Evaluator
Guru harus memiliki kemampuan untuk mengevaluasi proses pembelajarannya. Evaluasi ini sangat penting sebagai ukuran yang jelas terhadap capaian hasil kerjanya. Evaluasi harus dilakukan dengan metode dan cara yang tepat, kesalahan dalam memilih alat evaluasi akan membuat hasilnya tidak sesuai dengan sasaran yang diinginkan.
Memberikan penilaian yang jujur akan sangat diperlukan untuk membentuk karakter kejujuran para siswa, Anda sebagai guru harus mulai dengan evaluasi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Dengan demikian tidak ada pihak-pihak yang terciderai keadilannya.
Tak ada penawaran lain untuk Anda sebagai guru. Kemampuan profesional merupakan nutrisi utama dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab Anda sebagai guru yang memahami mulianya profesi Anda. Satu kata buat Anda, SEMANGAT.
Guru profesional, jadikan peranan terbaik Anda untuk menjadi guru yang bermakna. Beberapa peranan guru, yaitu :
1. Fasilitator
Sebagai fasilitator guru harus mampu menyiapkan diri sebagai mediator pembelajaran para siswa. Guru menggali kemampuan dan potensi siswa sehingga kompetensi tersebut muncul. Guru memberikan stimulus kepada para siswa untuk memaknai pembelajaran agar lebih bermakna.
2. Motivator
Guru merupakan sumber motivasi para siswa. Guru harus memahami psikologis dan kecendrungan siswanya satu persatu, dengan demikian guru mampu memberikan dorongan dan motivasi yang sesuai. Ada kalanya guru harus masuk dalam komunitas mereka sehingga lebih memahami keinginan mereka.
3. Informator
Guru merupakan sumber informasi yang sangat terpercaya bagi para siswa. Oleh karena itu Anda harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan tepat. Gurupun mesti terus belajar dan membaca untuk membuka cakrawala sehingga Anda mampu memberikan informasi yang terkini dan terpercaya.
4. Pembimbing
Guru merupakan pembimbing bagi para siswa. Peran yang tak mudah tetapi harus Anda lakukan. Sebagai guru Anda harus terus belajar agar mampu menjadi pembimbing yang baik bagi anak didik Anda.
5. Korektor
Guru senantiasa memberikan arahan, bimbingan sekaligus korektor para siswa. Jangan biarkan siswa Anda terperosok dalam tindakan yang tidak sesuai, cepat berikan koreksi Anda sehingga mereka terhindar dari petaka. Jadilah korektor yang ada saat mereka membutuhkan.
6. Inspirator
Guru senantiasa memberikan inspirasi bagi peserta didiknya. Sebagai sumber inspirasi tentunya Anda juga harus mendapatkan inspirasi juga dari pihak lainnya. Sudah seharusnya Anda juga belajar.
7. Organisatoris
Sebagai organisator, guru harus mampu memberikan arahan tentang aturan, organisasi, dan kerja sama bagi peserta didiknya. Sehingga para siswa juga mampu mengatur dan mengelola dirinya dan organisasi yang ia masuki. Kemampuan seorang siswa dalam berorganisasi manfaatnya tidaklah muncul pada saat ia menjalankan kegiatan tersebut, namun akan sangat bermanfaat setelah ia memasuki dunia kerja.
Selain itu, seorang guru juga dituntut untuk mengelola para siswanya atau kelasnya sehingga mereka menjadi pribadi yang mampu menempah dirinya menjadi sosok yang mengagumkan dikemudian hari.
8. Inisator
Sebagai inisiator guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dan pendidikan dalam pengajaran. Inisiatif seorang guru akan sangat menentukan kreativitas para peserta didik. Guru yang baik tentu saja mempunyai inisiatif dalam proses pembelajaran.
9. Demonstrator
Dalam pembelajaran seorang guru hendaknya mampu mendemonstrasikan pembelajaran sehingga peserta didik dengan mudah memahami pelajaran. Dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran dapat dipahami peserta didik, oleh sebab itu kemampuan mendemonstrasikan materi merupakan faktor yang sangat penting dalam pembelajaran.
10. Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas sangat menentukan efektifitas dalam sebuah pembelajaran, oleh sebab itu seorang guru harus mampu memanajemen kelasnya dengan baik. Memerlukan latihan dan eksplorasi terus menerus sehingga mendapatkan cara dan metode pengelolaan yang tepat bagi kelas didiknya. Kemampuan mengelola kelas dengan baik akan sangat membantu tercapainya tujuan pembelajaran.
11. Mediator
Sebagai guru Anda harus mampu menjadi mediator bagi peserta didik. Sebagai mediator guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang pendidikan dan materi ajarnya. Sehingga Anda mampu memberikan pelayanan terbaik bagi peserta didik Anda.
12. Supervisor
Sebagai supervisor dalam pembelajaran, seorang guru harus mempunyai kemampuan untuk mensupervisi para peserta didiknya. Hal ini diperlukan agar para peserta didik dapat disupervisi dengan baik, sehingga tujuan pembelajaran tepat sasaran.
13. Evaluator
Guru harus memiliki kemampuan untuk mengevaluasi proses pembelajarannya. Evaluasi ini sangat penting sebagai ukuran yang jelas terhadap capaian hasil kerjanya. Evaluasi harus dilakukan dengan metode dan cara yang tepat, kesalahan dalam memilih alat evaluasi akan membuat hasilnya tidak sesuai dengan sasaran yang diinginkan.
Memberikan penilaian yang jujur akan sangat diperlukan untuk membentuk karakter kejujuran para siswa, Anda sebagai guru harus mulai dengan evaluasi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Dengan demikian tidak ada pihak-pihak yang terciderai keadilannya.
sumber :http://www.sscdompetdhuafa.net/artikel/artikel-guru/73-empat-prinsip-menjadi-sekolah-unggul
Tidak ada komentar:
Posting Komentar